Sejarah MAGI

Diawali dengan penunjukkan salah seorang anggota IAGI sebagai ahli kehormatan bidang Geowisata tahun 2007 pada PIT – IAGI ke 36 di Bali, dengan tugas antara lain memberikan sertifikasi terkait dengan bidang geowisata, selanjutnya diadakan pertemuan beberapa anggota IAGI pada 6 Desember 2007 di Kantor Badan Geologi yang merupakan tonggak berdirinya Masyarakat Pemerhati Geowisata Indonesia (MAPEGI). Para Ahli Ilmu Kebumian yang hadir pada saat itu adalah Budi Brahmantyo, Fahroel Aziz, Fauzi Hasibuan, Heryadi Rachmat, Igan Supriatman, Indyo Pratomo, Ipranta, Sofyan Suwardi, Suharto, Sujatmiko, dan Yunus Kusumahbrata.

Berdasarkan kesepakatan, Yunus Kusumahbrata (saat itu bertindak sebagai Kepala Museum Geologi) diangkat menjadi ketua MAGI (dulu adalah MAPEGI), dengan sekretariat sementara di Museum Geologi Bandung. Selanjutnya pada 25 Desember 2007 dilaksanakan pertemuan kedua untuk menyusun Agenda pertemuan dan kegiatan-kegiatan berikutnya, termasuk menunjuk masing penanggungjawab dalam rangka penyusunan organisasi sampai ke rencana membuat Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan memprosesnya ke notaris, menyusun struktur organisasi, membuat milis Mapegi, menemui pemerhati geowisata senior dalam upaya meminta kesediaan duduk sebagai Dewan Pembina, penyusunan kronologis geowisata, seminar kecil geowisata, Luncheon Talk pada PIT IAGI ke-37 di Bandung tahun 2008, sampai sosialisasi ke Departemen Kebudayaan dan Pariwisata serta Pemangku kepentingan lainnya. Mereka yang hadir pada saat itu adalah (secara alfabetis): Budi Brahmantyo, Fahroel Aziz, Fauzi Hasibuan, Heryadi Rachmat, Indyo Pratomo, Sinung Baskoro, dan Yunus Kusumahbrata bertempat di Museum Geologi Bandung. Susunan pengurus inti MAGI yang disepakati adalah Yunus Kusumahbrata (Ketua), Budi Brahmantyo (Wakil Ketua), dan Heryadi Rachmat (Sekretaris Jenderal).

Selanjutnya pada pertemuan PIT-42 tahun 2013 di Medan, MAGI didiskusikan kepada para anggota dan sesepuh IAGI termasuk Ketua PP-IAGI pada saat itu dijabat oleh, Rovicky Dwi P. MAGI yang diketuai oleh Yunus Kusumahbrata di deklarasikan dengan jumlah anggota pada saat itu kurang lebih 30 orang. Dari deklarasi itu muncul logo MAGI yang dibuat oleh Budi Brahmantyo kemudian dilengkapi oleh Heryadi Rachmat dan Roni Permadi. Pertemuan selanjutnya dilaksanakan tanggal 17 Desember 2014, di ruangan Staf Ahli Menteri Kementerian ESDM Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup KESDM, Yunus Kusumahbrata, dihadiri oleh Kepala Museum Geologi, Ketua PP-IAGI, Ketua MGEI, serta anggota IAGI lainnya, Budi Brahmantyo, Heryadi Rachmat, Oman Abdurahman dan Igan S Sutawidjaja, acara di awali oleh Sekretaris MAGI yang juga sebagai ahli kehormatan geowisata IAGI, Heryadi Rachmat.

Pada tanggal 25 April 2015, bertempat di ruang rapat 3G (Geodiversity, Geoheritage, Geopark) MAGI didiskusikan lagi mulai dari logo sampai kepengurusan. Diskusi tersebut dihadiri oleh anggota dan sesepuh IAGI, diantaranya Prof R.P. Koesoemadinata, Ketua IAGI Pengda JBB, Dosen Perguruan Tinggi, para pemerhati geowisata dan mahasiswa. Dari rapat tersebut tersusun SK kepengurusan yang diketuai oleh Yunus Kusumahbrata dan wakil ketua Budi Brahmantyo. Peresmian MAGI dilangsungkan bertepatan dengan HUT IAGI ke-55 di Jakarta, yang saat itu diserahkan SK kepengurusan MAGI oleh Ketua PP-IAGI periode 2014-2017, Sukmandaru Prihatmoko yang juga sebagai Dewan Penasehat MAGI kepada salah satu Dewan Penasehat MAGI dan juga salah satu anggota senior IAGI, Prof R.P Koesoemadinata. Peresmian tersebut dihadiri juga oleh Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D yang juga sebagai Dewan Penasehat MAGI serta seluruh anggota IAGI yang hadir dalam rangka memperingati HUT IAGI.

Pada tanggal 13 Februari 2017, MAGI melakukan pertemuan untuk membahas agenda kegitan sekaligus pemilihan ketua MAGI yang baru. Rapat ini menetapkan Dr. Budi Brahmantyo sebagai ketua MAGI periode 2017-2019 menggantikan Dr. Yunus Kusumahbrata. Pada pertemuan ini pula disepakati bahwa MAGI akan membuat Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) khusus geowisata yang akan bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata RI.

Pada 18 Juli 2018, dalam acara Seminar Nasional Geowisata Pengda IAGI Nusa Tenggara, pengurus MAGI periode 2018-2020 dikukuhkan oleh Ketua IAGI, Sukmandaru Prihatmoko. Pengukuhan ini secara resmi memberi mandat kepada Dr. Heryadi Rachmat sebagai ketua MAGI periode 2018-2020. Acara ini disaksikan oleh sebagian anggota Dewan Penasehat MAGI (Prof. Emmy Suparka, Prof, Mega F. Rosana), tokoh geopark UNESCO (Prof. Ibrahim Komoo dan Dr. Hanang Samodra), dan jajaran pengurus IAGI dan MAGI.

LOGO MAGI

1. Pendahuluan LOGO MAGI

Lambang organisasi IAGI pertama kali diresmikan pada masa kepengurusan IAGI 1974 – 1975, dengan Ketua R.P. Koesoemadinata dan Sekretaris Adjat Sudradjat. Lambang organisasi merupakan hasil sayembara yang dimenangkan oleh Z. Herman (seorang juru gambar di Museum Geologi Bandung), yang kemudian diperbaiki atas arahan pengurus IAGI dengan memasukkan elemen-elemen geologi di dalamnya. Lambang kemudian disetujui oleh tiga pengurus IAGI di masa tersebut yaitu Mohammad Koesmono, M.M, Poerbo Hadiwidjojo, dan Adjat Sudradjat sebelum diresmikan pemakaiannya.

2. Desain LOGO

Masyarakat Geowisata Indonesia (MAGI)-Bahasa Indonesia, Indonesian Geotourism Society (MAGI)- Bahasa Inggris

3. Deskripsi LOGO

A.Bentuk

Bulat Melingkar

B.Warna

Biru (R=29; G=109; B=146), Kuning (R=254; G=242; B=0), Hijau (R=0; G=175; B=80), Merah (R=238; G=28; B=24) Hitam (R=0; G=0; B=0)

C.Text

Arial

4. Unsur LOGO

A. Bentuk Bulat Melingkar yang terdiri dari lingkar kecil dikelilingi oleh lingkar besar. Batas kedua bentuk lingkaran adalah Dua Garis Hitam Sejajar dengan warna putih ditengahnya

B. Lingkar Dalam berisi:

Terdapat unsur gambar yang berbentuk seperti fosil, gunung, sungai, manusia dan tulisan MAGI-IAGI. Bentuk Fosil yang berwarna hijau yang terdapat di bagain bawah. Di bagian atas gambar berbentuk fosil terdapat gambar berbentuk gunung yang berwarna biru diartikan sebagai Indonesia yang kaya akan gunung api. Lalu dibagian bawah gambar gunung terdapat gambar bentuk sungai yang berwarna biru yang merupakan tempat mengalirkan air. Kemudian gambar manusia yang berwarna merah yang berada di bagian kanan atas menunjukan manusia berperan untuk mengelola sumber daya tersebut. Tulisan MAGI menunjukan singakatan dari nama anak organisasi dan IAGI merupakan induk dari anak organisasi.

C. Lingkar Luar berisi:

Tulisan Masyarakat Geowisata Indonesia, Indonesian Geotourism Society, dan tanggal pendirian organisasi 6-12-2007 berwarna putih dengan warna latar belakang Biru. Di antara tulisan dan tanggal di sebelah kiri dibatasi dengan gambar Palu Geologi. Di sebelah kanan dari tulisan tanggal pendirian organisasi diisi dengan gambar simbol Delapan Penjuru Angin.

5. Makna Unsur LOGO

A. Bentuk Bulat Melingkar mencerminkan bola dunia (globe/ geo)

B. Lingkaran yang dibatasi oleh garis di maknai sebagai wadah yang kokoh dalam satu kesatuan. Lingkaran diisi dengan tulisan dan gambar sebagai berikut:

-Masyarakat Geowisata Indonesia: nama organisasi

-Indonesia Geotourism Society: nama organisasi dalam bahasa Inggris

– 6-12-2007: 6 Desember tahun 2007 merupakan tanggal didirikannya organisasi MAGI

– Palu Geologi: profesi geologi yang mengandalkan penelitian lapangan (palu)

– Bentuk Gunung: sebagai Indonesia yang kaya akan gunung api selain menimbulkan bencana juga menghasilkan keragaman geologi (geodiversity) yang dikembangkan menjadi geowisata.

– Bentuk Fosil: menunjukan umur dan bukti adanya kehidupan sejak jutaan tahun yang lalu setelah bumi terbentuk.

– Bentuk Sungai: merupakan tempat mengalirkan air yang berasal dari mata air dan pegunungan.

– Bentuk Manusia: menunjukan bahwa sumber daya alam geologi ini harus dikelola oleh manusia untuk kelangsungan hidup dan pelestarian alam

– Simbol Delapan Penjuru Angin: arah penunjuk pada kompas

6. Makna Warna LOGO

– Warna Kuning: mencerminkan dinamisme dan keagungan

– Warna Biru: mencerminkan pikiran yang jernih berlandaskan fakta

– Warna Hijau: menunjukan kesinambungan kehidupan dari masa lalu hingga sekarang, begitupun kehidupan dimasa sekarang dapat menggambarkan kehidupan di masa lalu.

– Warna Merah: menunjukan upaya yang keras dari seorang ahli geologi dalam mengelola alam secara berkelanjutan untuk kehidupan manusia dan kelestarian alam